Pemerintah Maksimal Menekan Lonjakan Covid-19
Oleh : Angga Baskara )*
Naiknya jumlah pasien Corona membuat pemerintah bergerak cepat untuk menekannya. Oleh karena itu, Pemerintah memberlakukan PPKM darurat dan pengetatan disiplin dalam protokol kesehatan agar semua orang selamat dari ancaman Covid-19.
Pandemi membuat orang ketakutan secara fisik dan psikologis, karena ada yang keadaan finansialnya menurun, dan ada yang jenuh berkepanjangan karena harus work from home. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah membuat program-program, agar situasi buruk ini segera berakhir. Masyarakat juga diminta untuk kooperatif dan melaksanakan semua dengan gembira.
Ketika jumlah pasien Corona melonjak jadi 39.000 orang per hari, maka situasi genting ini dihadapi dengan strategi PPKM darurat tanggal 3 sampai 20 Juli 2021. Saat PPKM maka mobilitas masyarakat benar-benar dibatasi, karena pergerakan massa menyebabkan naiknya jumlah kasus Covid baru. Di perbatasan kota/kabupaten dan provinsi ada penyekatan yang dijaga ketat oleh aparat.
Saat penyekatan maka tiap kendaraan tidak boleh melewatinya, kecuali bagi mereka yang menunjukkan surat jalan atau surat keterangan kerja, misalnya bagi dokter dan nakes yang akan berangkat kerja. Penyekatan dilakukan agar pergerakan massa dibatasi dan mereka tidak bisa berpotensi membawa virus Covid-19 ke luar kota atau mendapatkannya dari sana.
Selain itu, ketika PPKM maka mall ditutup kecuali untuk supermarket dan restoran, itupun hanya melayani take away. Begitu pula dengan rumah makan di luar mall, hanya boleh buka sampai jam 8 malam dan hanya bisa dipesan via delivery order. Bahkan di daerah seperti Malang diberlakukan jam malam, sehingga tidak ada yang keluyuran dan nongkrong sampai dini hari.
Strategi lain pemerintah adalah memperbanyak poin dalam protokol kesehatan. Jika yang semula 5M jadi 10M. Kesepuluh poin itu adalah: memakai masker, mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Masih ditambah dengan menjaga sirkulasi, menjaga kebersihan lingkungan, mengganti baju, meningkatkan ketahanan tubuh, dan meningkatkan imunitas.
Menjaga sirkulasi sangat penting karena menurut penelitian WHO, Corona bisa menular via udara kotor dan pengap. Apalagi Corona varian delta bisa menyebar hanya dengan berpapasan dengan OTG. Sehingga jika ada ruang fasilitas umum harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup dan bersih atau kipas angin, kalau bisa ada alat humidifier agar udara benar-benar bersih. Selain itu, AC harus dibersihkan secara berkala agar tidak jadi alat penyebar Corona.
Menjaga kebersihan lingkungan juga wajib dilakukan karena lingkungan yang kotor akan membuat virus mudah menyebar. Setelah membersihkan badan, jangan lupa pula mengepel rumah dan kalau bisa disemprot cairan disinfektan. Selain itu, sehabis bepergian , walau hanya dari warung yang dekat, ganti baju agar tidak ada virus yang melekat di sana (kalau bisa sekalian mandi dan keramas).
Kita juga perlu meningkatkan ketahanan tubuh dengan berolahraga, dan saat PPKM darurat bisa stretching atau latihan low impact lain yang bisa dilakukan di dalam rumah. Mengkonsumsi makanan bergizi juga penting agar daya tahan tubuh naik, jadi pastikan ada menu sayuran dan buah, juga ditambah susu.
Sedangkan imunitas tubuh bisa dinaikkan dengan vaksinasi, sehingga lebih kebal terhadap Corona. Kalaupun terserang maka hanya terkena gejala ringan. Untuk yang belum mendapat giliran vaksin, maka bisa menaikkan imunitas dengan minum madu, susu, sari kurma, atau herbal seperti rebusan jahe dan serai.
Untuk menekan kasus Corona maka pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menuruti tiap poin dalam PPKM darurat. Warga sipil juga wajib untuk vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan. Tak hanya 3M atau 5M, tetapi sampai 10M. Sehingga semua orang bisa bebas Corona.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini