Pemerintah Optimal Tangani Pandemi Covid-19
Oleh : Kania Putri )*
Pemerintah dianggap semakin optimal dalam menangani Pandemi Covid-19. Kecenderungan tersebut tercermin dari menurunnya angka positif hingga keterisian rumah sakit.
Meski virus corona varian delta telah menyebar di Indonesia, Pemerintah disebut semakin optimal dalam menghadapi pandemi. Apalagi serangan corona varian baru yang mampu ditanggulangi dengan kebijakan yang efektif.
Jerry Sambuaga selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar menuturkan, angka covid-19 sempat naik tajam tetapi kemudian bisa dikendalikan. Sekarang beberapa daerah justru sudah mulai menunjukkan pelandaian. Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah dan seluruh elemen bangsa dapat beradaptasi dalam melawan Covid-19. Jerry menilai, mayoritas masyarakat juga mengikuti kebijakan dan menerapkan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ia mengatakan, masyarakat berdaptasi terus. Saat ini masyarakat juga semakin sadar akan protokol kesehatan, sadar vaksin dan sudah menyusun berbagai standar dalam interaksi baik di perusahaan, pasar, sekolah dan lain-lain. Dirinya berharap agar adaptasi tersebut dapat menjadikan herd immunity bisa segera tercapai. Di sisi lain, ia menilai bahwa perpanjangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sudah tepat.
Kebijakan tersebut memang seharusnya diperpanjang untuk menekan mobilitas. Jangan sampai, pembatasan dicabut dan mengakibatkan ledakan mobilitas. Jerry menuturkan, kasihan para tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang sudah berjibaku selam dua bulan lebih ini. Sehingga langkah pemerintah dalam memperpanjang PPKM dan menggenjot vaksinasi merupakan opsi yang paling bagus demi menekan angka penularan.
Secara tegas ia mengatakan bahwa pihaknya mendukung program penanganan pandemi melalui percepatan vaksinasi. Meski angka tren kasus covid-19 melandai, tetapi pemerintah tetap meningkatkan angka pengecekan spesimen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, bahwa dirinya bersyukur dengan angka pengecekan yang hampir mencapai 300 ribu spesimen setiap harinya, angka kasus positif juga tidak sampai pada angka prediksi terburuk. Budi menuturkan, peningkatan jumlah pengecekan orang dan spesimen ini penting agar kondisi setiap individu dapat segera diketahui. Dengan demikian, penanganan yang tepat dapat segera dilakukan apabila individu tersebut terkonfirmasi positif covid-19.
SelaIn kasus harian yang melandai, Menkes juga mencatat penurunan tingkat keterisian rumah sakit atau BOR, baik untuk ruang isolasi maupun ICU. Penurunan BOR terjadi di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat. Budi juga mengungkapkan kenaikan kasus justru terjadi di luar Jawa. Maka dari itu, untuk menangani kenaikan kasus di luar Jawa, Budi hendak mereplikasi kebijakan yang sudah diterapkan di Jawa-Bali dalam menekan laju lonjakan kasus.
Ada dua penyebab utama peningkatan kasus di luar Jawa. Pertama tentu saja mengeani disiplin dalam protokol kesehatan yang kurang. Padahal protokol kesehatan mulai dari mengenakan masker dengan benar, menjaga jarak adalah resep jitu yang paling mudah untuk menekan penularan. Kedua adalah adanya virus corona varian delta yang memiliki tingkat penularan lebih cepat dari varian lainnya yang kini sudah masuk ke luar pulau Jawa.
Budi juga memastikan ketersediaan obat untuk penanganan pasien Covid-19 yang ada di luar pulau jawa. Ia juga meminta agar dibentuk satuan tugas oksigen yang bertugas memastikan ketersediaan oksigen di daerah.
Pada kesempatan berbeda, Presiden RI Ir Joko Widodo menuturkan, tidak ada jalan lain saat itu karena di Pulau Jawa dan Bali, pihaknya melihat semua titik-titik merah, tidak ada yang kuning sehingga keputusan yang sangat berat harus dilakukan dengan PPKM Darurat karena tidak ada cara lain selain itu.
Jokowi juga berpesan kepada seluruh pelaku usaha kecil agar tetap berjuang dan bertahan di tengah pandemi. Jokowi berharap, bantuan presiden produktif dapat membantu meringankan beban para pelaku usaha.
Adapun bantuan tersebut akan dibagikan kepada sekitar 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan nominal Rp 1,2 juta untuk tiap pelaku usaha kecil.
Pandemi Covid-19 merupakan masa sulit yang harus dilewati, tentu saja dalam menanggulangi masalah ini, pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, kita semua memiliki peran dalam mengakhiri pandemi. Jika pemerintah telah mengoptimalkan segala upaya untuk menangani pandemi, tentu saja masyarakat perlu mematuhi protokol kesehatan demi terwujudnya herd immunity agar segala sektor baik kesehatan dan ekonomi dapat kembali normal.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini