Peran Lintas Sektor Dalam Meredakan Tensi Pasca Pemilu
Oleh: Leo Akbar )*
Pemilu 2019 masih menyisakan gegap gempita dengan berbagai warna, kampanye hitam, ujaran kebencian di sosial media hingga berbagai upaya untuk mendelegitimasi KPU adalah berita yang tidak asing selama bahkan hingga Hari pencoblosan telah terlewat.
Perbedaan adalah hal yang tak bisa dihindari di Indonesia, karena itulah demokrasi menjadi sesuatu yang final, dimana rakyat juga memiliki andil dalam memberikan suara kepada calon pemimpin ataupun calon wakil rakyat.
Polarisasi pasca pemilu masih saja terjadi, bahkan terjadi tidak hanya dalam ranah politik, polarisasi pasca pemilu juga terjadi di tempat kerja bahkan dilingkungan keluarga.
Direktur Indonesia Public Institute mendelaskan, bahwa Polarisasi terjadi karena residu dari perhelatan pemilu 2014 lalu. Dimana saat itu juga terjadi saling klaim pemenangan sebelum KPU mengumumkan hasil resmi.
Pihaknya juga mengatakan bahwa kondisi tersebut harus diredam sehingga kondisi masyarakat kembali normal dan stabil yakni aman dan tenteram.
Bahkan tak hanya kalangan politikus saja yang sempat “terpecah”, kalangan pengusaha juga tak luput dari hiruk pikuk pemilu 2019. Hingga akhirnya Kamar Dagang dan Industri Indonesia menggelar pertemuan bertema Merajut Kebersamaan untuk Indonesia Damai. Inisiatif ini digelar sebagai wadah pertemuan dan konsolidasi para pelaku usaha yang sempat berbeda pilihan politik pada Pemilu.
Pertemuan ini mengajak seluruh pengusaha tanpa melihat apakah pengusaha ini pendukung 01 atau pendukung 02, tapi adalah pengusaha nasional yang punya kepentingan lebih besar untuk menjaga persatuan, kesatuan, kebersamaan dalam rangka kita menjaga pertumbuhan ekonomi.
Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut, juga bertujuan untuk mendinginkan suasana dan mengedepankan persatuan, lalu diharapkan juga dapat mengurangi polarisasi yang telah terjadi.
Dirinya juga berharap agar para pelaku usaha nasional diharapkan bersabar untuk menunggu sampai tahapan terakhir proses finalisasi hasil resmi penghitungan suara pemilu serentak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
“Kadin Indonesia yang telah berdiri selama 51 tahun akan menjaga profesionalitas dalam menjalankan tugasnya sebagai pengusaha untuk mendukung roda perekonomian, disamping juga harus bijak untuk ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta memelihara perdamaian,” jelas Rosan.
Pihaknya juga menghimbau kepada semua kalangan, khususnya para pelaku usaha untuk turut serta dalam menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa untuk menghadapi semua tantangan baik dari dalam maupun dari luar.
“Kemarin, pilihan kita boleh berbeda, tetapi hari ini kita harus tinggalkan perbedaan dan meningkatkan kebersamaan. Bagaimanapun persatuan membangun bangsa harus diutamakan,” ujar Rosan.
Pada kesempatan yang lain, Rektor UGM Prof Panut Mulyono dalam prosesi wisuda Pascasarjana UGM, meminta agar para Wisudawan tetap menjaga persatuan. Ia mengaku prihatin dengan banyaknya informasi atau berita palsu terkait pilpres dan pileg sehingga meresahkan masyarakat.
Pihaknya juga mengajak kepada para wisudawan sebagai insan terdidik agar tidak tinggal diam dalam melihat bangsa yang terpecah belah karena kebohongan yang disebarkan tanpa dasar.
“Siapapun yang terpilih nantinya harus kita dukung bersama untuk menjalankan program – programnya,” tegasnya.
Terlepas dari perbedaan politik, pihaknya juga menghimbau kepada seluruh anak bangsa untuk mengesampingkan segala perbedaan tersebut dan menguatkan kembali rasa kebersamaan maupun persaudaraan sebagai sebuah bangsa untuk melanjutkan perjuangan mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
Selain itu pihaknya juga meminta agar kaum muda dan kaum terdidik dapat memposisikan diri di garda terdepan sekaligus menjadi role model dalam penyampaian informasi yang cerdas, mendidik dan membawa nilai – nilai positif.
Pada kesempatan yang lain, Ketua PP Muhammadiyah juga menghimbau agar perbedaan politik tidak lantas mengganggu aktifitas kita dalam bekerja. Pemilu sudah lewat, maka kembali beraktifitas dan bekerja karena bekerja merupakan bagian dari ibadah.
Tentu akan menjadi sesuatu yang mendamaikan apabila kedua kandidat bertemu dan menjembatani sebuah kondisi yang menciptakan kesejukan di tengah masyarakat. Di sisi lain para kandidat juga harus berani menghimbau kepada seluruh tim sukses maupun simpatisannya untuk menurunkan tensi terkait dengan pemilu 2019.
Dalam setiap pertandingan, kalah menang adalah biasa, namun bukan berarti kekalahan dalam pemilu akan menghilangkan makna bagi setiap orang untuk membangun bangsa, karena membangun bangsa tidak hanya tugas presiden atau wakil rakyat, namun tugas seluruh warga negara, dan salah satu cara membangun bangsa adalah merajut persatuan dalam perbedaan.
)* Penulis adalah Pegiat Media Sosial