Pers dan Generasi Milenial Siap Kawal Pemerintahan Jokowi
Oleh : Ahmad Suhardi )*
Pers dianggap sebagai pilar demokrasi keempat. Pasalnya, Pers merupakan media penyampai informasi kepada masyarakat, sehingga pers dapat menentukan informasi penting yang layak menjadi perbincangan di masyarakat. Begitu juga dengan generasi milenial yang populer akan semangat mudanya, harusnya mampu memberikan kontribusi nyata untuk ikut mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Pers berperan penting dalam membagikan informasi. Tak dipungkiri, aneka ragam pemberitaan di media tak lepas dari kerja keras pers selama ini. Namun, jika ditilik berdasarkan Undang-Undang yang menaunginya yakni Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 adalah UU yang dibentuk oleh pemerintahan reformasi. UU tersebut disusun untuk membuat aturan baru tentang pers yang lebih bebas namun tetap bertanggung jawab. Sehingga Pers diharapkan akan lebih baik dalam menyajikan konten-konten yang lebih bermanfaat.
Namun, dalam penyampaiannya, pers harusnya bisa memilih sendiri tanpa membedakan mana berita yang akan merusak masyarakat dan mana yang tidak. Begitu pula dengan bahasa yang digunakan oleh pers hendaknya bukanlah bahasa yang bernada provokatif. Ataupun Bahasa informasi yang tidak memecah belah masyarakat, implikasinya ialah dalam upaya menjaga keutuhan NKRI.
Tak hanya itu, pers-pun bisa berkolaborasi dengan pemerintahan guna menyelenggarakan dialog publik, berkenaan dengan isu demokrasi yang tengah bergulir di Indonesia. Pun dengan hal lain yang bersifat edukatif guna mentaati pilihan rakyat yang telah diselenggarakan April lalu. Tak dipungkiri intensnya berita provokasi maupun ujaran kebencian di beragam platform digital ternyata memang harus diimbangi oleh pemberitaan dari rekan pers yang mendinginkan keadaan.
Mungkin saja Nusantara telah merdeka, sehingga penjajahan tak dirasa lagi geliatnya. Namun, pers ini sekali lagi mampu menyokong situasi kondusif menjelang puncak pesta demokrasi ini. Meski demikian, seringkali ada saja pers yang tidak bertanggung jawab, dan menimbulkan pemantik bagi kekisruhan di negeri ini. Yang terparah bisa memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Sementara itu, media informasi yang tersedia juga terkadang menyajikan konten yang tidak meneduhkan. Termasuk menggiring masyarakat guna menerima berita dari sisi kehebohan saja, tanpa melihat adanya substansi dari informasi yang dimaksudkan. Berkenaan dengan hal itu, sampai kapanpun media harus mengambil peran aktif untuk menjaga kestabilan politik nasional. Sebab, layaknya kebutuhan, jika berita yang disajikan haruslah yang berkualitas. Sehingga penerima berita akan mampu menyikapinya secara bijak dan cerdas pula.
Berbicara terkait keabsahan, tentunya Jokowi-Ma’ruf telah resmi didapuk menjadi pemimpin negeri ini, sehingga hal ini dirasa telah final, dan tak ada lagi intervensi guna mengacaukan keputusan yang sudah mutlak ini. Apalagi, Jokowi-Ma’ruf merupakan pilihan rakyat, resmi berdasarkan pemilu yang dilaksanakan sesuai koridor dan transparansi masyarakat. Bahkan, sebagian besar pihak yakin jika pasangan ini akan mampu memimpin bumi pertiwi sesuai janji kampanye mereka.
Salah satunya ialah Gerakan Alumni UI (Universitas Indonesia). Mereka dengan sigap menyatakan akan tetap konsisten dalam memberikan dukungan kepada presiden dan wakil presiden terpilih untuk maju ke singgasananya. Pihaknya juga siap melawan tindakan inkonstitusional maupun tindakan tercela lainnya.
Mereka juga menghimbau kepada semua pihak, termasuk rekan-rekan UI sendiri maupun sahabat-sahabat alumni lainnya, untuk tetap bertoleransi dan menghormati hasil pemilu. Sebab, hasil tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Maka, seluruh pihak diharapkan mampu legowo dan menerima hasil yang telah disepakati.
Sementara itu, Terlahir pada era globalisasi Ini tentunya membuat generasi milenial memiliki keunggulan yang lebih khususnya dalam penguasaan dan adaptasi terhadap teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Bahkan, Generasi ini diserbu oleh derasnya arus informasi, sehingga mereka dapat dengan mudah memperoleh akses informasi serta akan banyak belajar pada suatu hal. Dengan demikian biasanya kaum milenial ini akak berpikir lebih terbuka dan kritis. Sehingga seharusnya peranan gernerasi milenial ini akan mampu melihat tujuan pokok dari program-program serta kinerja Jokowi. Pun dengan komitmen mereka untuk mendukung penuh serta mengawal pemerintahan mantan wali kota Solo ini.
Lebih lanjut, peranan pers, generasi muda dan juga pemerintahan dinilai akan mampu menciptakan kekuatan positif yang lebih besar lagi. Mengingat ketiga elemen itu tidak mungkin bergerak sendiri. Sehingga kerjasama diantara mereka diharapkan terbangun secara kokoh dengan prinsip saling menguntungkan. Mengingat babak baru dimulainya perjuangan untuk membangun bangsa Indonesia telah ada didepan mata. Pers dan generasi muda diharap juga mampu mendukung program-program maupun kinerja yang akan dilaksanakan presiden. Kaitanya ialah menyajikan beragam konten positif dna menghilangkan aneka pemberitaan negatif termasuk hoax dan ujaran kebencian. Terlebih generasi muda ini digadang-gadang menjadi penerus bangsa, sehingga peranan positifnya dinilai akan menyokong kesejahteraan pembangunan.
)* Penulis adalah kontributor lembaga Forum Mahasiswa dan Pemuda Pengawal NKRI