Persaudaraan Hindu Muslim Bali Ajak Masyarakat Bahu Membahu Jaga Kondusifitas Kegiatan KTT G20
DENPASAR – Adanya kegiatan besar Group of Twenty (G20) adalah peluang besar bagi Bali untuk menjadi lebih baik terutama di bidang pariwisata. Demikian disampaikan Anak Agung Ngurah Agung, SE, Ketua Umum Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) di Denpasar.
Karena itu, Tokoh Puri Gerenceng Denpasar ini, meminta agar semua komponen masyarakat di Bali, juga di Indonesia saling bantu membantu dan bahu membahu untuk keamanan Bali, “ayo kita secara sukarela menjaga lingkungan bersama.”
Upaya menjaga lingkungan yang sangat heterogen di Bali, salah satunya dengan semua orang sudah harus terdaftar di kantor administrasi seperti banjar atau desa, “Kami sarankan selalu agar semua pendatang di Bali harus lapor ke aparat desa. Dan bagi masyarakat yang mengetahui adanya pendatang yang belum melapor hendaknya bisa membantu proses pelaporan bila sudah ada di Bali 2×24 jam.”
Menurut Agung Ngurah Agung, bila ada kesempatan menyampaikan sekapur sirih dalam berbagai pertemuan, pasti akan disampaikannya perlunya ada ketertiban administrasi, memiliki KTP Bali bila sudah menetap di Bali, atau sudah punya tanda lapor diri, tujuannya untuk bersama-sama bisa memantau dan menjaga keamanan dan kenyamanan serta kedamaian masyarakat, “Bila hal tersebut sudah tercapai, pastilah akan diikuti kesejahteran masyarakat.”
Anak Agung Ngurah Agung mengatakan kesempatan bisa bertemu dengan masyarakat muslim dan masyarakat Hindu, Kristen, Katolik, Budha dan Konghucu karena PHMB selalu diundang pada kegiatan mereka, untuk kegiatan Maulid Nabi, perayaannya bisa ada rentang 2 bulanan dan diusahakan selalu datang. “Seperti acara Maulid Nabi, saya selaku ketua PHMB selalu hadir. Saya bisa satu hari, jalan kedua tempat. Biasanya saya atur, datang ke tempat A kami tidak ikut Tausiahnya, tapi di tempat B kami ikut Tausiahnya.”
Menurutnya, Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) didirikan oleh Romo Kyai Gus Dur tahun 2000-an, dibentuk di kramat Pemecutan, “Pada waktu itu, Romo Kyai Gus Dur kebetulan kesana, beliau mendengar orang sembahyang untuk orang Bali, begitu juga orang muslim, ada zikir. Dia dengar doa. Lalu Gus Dur bikin Persaudaraan Hindu Muslim Bali ini, Lalu pada perkembangannya, ada Kristen, Katolik, Budha dan Kong Hu Cu.” (*)