Presiden Salurkan Bantuan Sosial Produktif Akibat Covid-19
Oleh : Edi Jatmiko )*
Pandemi Covid-19 tidak saja mengganggu sektor kesehatan masyarakat, namun juga berdampak pada perekonomian nasional. Pemerintah pun bergerak cepat dengan menyiapkan sejumlah regulasi dan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak.
Selama pandemi covid-19 tidak hanya perusahaan atau industri besar saya yang terdampak, namun para pelaku UMKM juga terdampak hingga terpaksa mengurangi jumlah produksi dan efisiensi karyawan alias merumahkan karyawan.
Untuk bangkit dari permasalahan ini, Presiden RI Joko Widodo resmi meluncurkan bantuan Presiden (Banpres) produktif, yakni bantuan modal kerja bagi para pelaku usaha mikro dan kecil. Dalam tahap awal, bantuan dibagikan kepada 1 juta pelaku usaha mikro.
Bantuan modal usaha yang diberikan ialah Rp 2,4 juta per orang dan ditransfer langsung melalui rekening bank.
Presiden mengatakan pada akhir Agustus penyaluran Banpres produktif akan mencapai 4,5 juta pelaku usaha dan pada September 9,1 juta pelaku usaha. Sisanya akan terus didistribusikan hingga mencapai 12 pelaku usaha penerima manfaat.
Sehingga totalnya nanti akan ada 12 juta usaha mikro dan kecil yang akan diberikan banpres produktif ini sebesar Rp 2,4 juta. Banpres produktif ini adalah hibah, bukan kredit atau pinjaman modal.
Baru-baru ini Jokowi telah menyerahkan bantuan kepada 200 pelaku usaha mikro di Kota Banda Aceh. Jokowi mengatakan, bantuan sebesar Rp 2,4 juta dari pemerintah ini disalurkan untuk membantu para pelaku usaha mikro dalam menjalankan usahanya di tengah pandemi covid-19.
Pandemi covid-19 ini tidak hanya berdampak pada pelaku usaha kecil, namun juga usaha besar. Oleh karena itu, Jokowi menghimbau agar para pelaku usaha tetap bekerja keras dalam menjalankan usahanya meskipun omset terus menurun selama pandemi.
Mantan Walikota Surakarta tersebut mengatakan, krisis ekonomi dan kesehatan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga di berbagai daerah lainnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi di Indonesia akan kembali normal setelah pemerintah melakukan vaksinasi kepada seluruh masyarakat. Vaksinasi ini ditargetkan akan dilakukan pada Januari 2021.
Dalam kesempatan kunjungannya di Aceh, Jokowi mengingatkan agar masyarakat dapat mencegah penularan Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, jaga jarak dan juga mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memerinci pencairan dilakukan melalui BNI sebanyak 316. 472 penerima dengan nilai Rp 759,5 miliar dan BRI sebanyak 683.528 penerima dengan nilai Rp 1.640 triliun.
Pihaknya melihat masih ada gap data dari target sasaran yang akan diberikan. Terutama untuk 1 juta target yang sudah akan dimulai pada agustus tahun ini.
Kriteria penerima banpres produktif tersebut adalah, pelaku usaha umkm yang tidak memiliki kredit di perbankan atau lembaga keuangan. Kemudian, simpanan mereka dibawah Rp 2 Juta serta memiliki NIK dan KTP.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengharapkan banpres produktif ini dapat secara langsung membantu kegiatan usaha rakyat.
Ia menambahkan, banpres produktif untuk pelaku UMKM ini memanfaatkan data yang sudah terhimpun oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi seluruh Indonesia, kementerian/lembaga, koperasi, OJK, serta data dari bank-bank pemerintah dan lembaga pembiayaan.
Salah satu penerima bantuan adalah Warsiah, seorang pedagang minuman ringan dari bekasi yang telah menerima banpres produktif melalui BNI, dirinya sangat berterimakasih atas distribusi manfaat banpres produktif. Bantuan tersebut akan diia gunakan untuk modal usaha.
Sebelum hibah untuk UMKM, sudah ada bantuan likuiditas restrukturisasi kredit UMKM dengan pagu anggaran Rp 78 triliun Realisasinya, total anggaran Rp 30 triliun sudah disalurkan kepada bank-bank pemerintah dan telah merestrukturisasi kredit atas 620 pelaku UMKM. Volume kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp 35 triliun.
Selain itu, ada juga kebijakan subsidi bunga bagi UMKM dengan pagu anggaran Rp 35 triliun. Namun khusus untuk program ini realisasinya masih kecil yakni Rp 1,3 triliun. Hanya saja, angka realisasi tersebut telah sanggup membantu 13 juta UMKM dengan outstanding pinjaman Rp 204 triliun.
Sisa pagu itulah yang kemudian dialihkan ke program produktif lainnya, seperti hibah kepada UMKM ini. Mekanisme penyaluran hibah ini nantinya akan dilakukan secara langsung ke masing-masing rekenih pelaku UMKM.
Bantuan ini tentu menghadirkan harapan agar umkm bisa kembali bangkit dan turut serta berperan dalam perkembangan ekonomi nasional.
)* Penulis adalah kontributor Lingkat Pers dan Mahasiswa Jakarta