Ramadhan Ajang Meningkatkan Persatuan Nasional
Oleh : Dodik Prasetyo )*
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ramadhan yang tahun ini mulai dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2018, menjadi momentum yang pas untuk semakin mempererat persatuan nasional.
Seperti yang kita ketahui bahwa puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ibadah tersebut tentunya dilakukan bersama-sama selama di bulan Ramadhan. Dari situ kita bisa mengambil makna bahwa Ramadhan menjadi sebuah wadah untuk mempersatukan umat.
Di bulan Ramadhan ini umat Islam selalu berlomba-lomba di dalam melakukan kebaikan. Hal ini karena di bulan Ramadhan pahala amal perbuatan kita dilipat gandakan oleh Allah SWT. Untuk itulah bulan Ramadhan menjadi momentum yang pas untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. Terlebih, di Indonesia mayoritas warganya merupakan muslim. Akan lebih mudah untuk menggerakkan orang dalam bersatu padu menciptakan negara yang lebih damai di bulan Ramadhan. Menciptakan rasa kasih dan sayang antar warga negara Indonesia.
Seperti yang juga disampaikan oleh MUI dari provinsi kepulauan Bangka Belitung, bulan Ramadhan hendaknya dijadikan sebagai momentum dalam mempererat tali persatuan dan kesatuan. Diharapkan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa ini juga semakin menjaga perdamaian dan ketertiban. Demi terciptanya rasa kesatuan antar umat beragama, seperti yang dituturkan oleh ketua MUI untuk provinsi Bangka Belitung, Zayadi.
Bukan hanya kepada sesama muslim saja, namun umat Islam juga diharapkan bisa bertoleransi kepada non muslim. Bagaimana pun Indonesia merupakan negara antar suku, bahasa, agama, dan perbedaan lainnya. Toleransi perlu menjadi landasan dalam hidup bernegara. Begitu pun juga warga non muslim, di bulan Ramadhan diharapkan dapat bertoleransi dan menghormati umat Islam yang saat ini sedang melaksanakan ibadah puasa.
Zayadi juga berpesan kepada pemerintah daerah dan juga kepolisian untuk menutup tempat-tempat hiburan di bulan Ramadhan. Diharapkan pula ormas-ormas Islam bersama-sama di dalam menjaga kesucian bulan Ramadhan dan ikut menjadi bagian dari masyarakat yang tertib dan damai.
MUI juga menghimbau agar selama di bulan Ramadhan antar umat beragama bisa menyelesaikan setiap permasalahan dengan kesepakatan. Hal itu untuk menghindari adanya konflik yang berujung pada tindakan anarkis.
Seperti yang kita ketahui bahwa Ramadhan hanya datang satu tahun sekali dan berlangsung selama satu bulan. Ada banyak kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada orang beriman di bulan Ramadhan. Dimana di bulan ini setiap ibadah ditingkatkan pahalanya berkali-kali lipat dari biasanya. Bulan Ramadhan menjadi ajang bagi setiap muslim untuk meningkatkan ketaqwaan dengan semakin banyak menjalankan ibadah.
Dalam bulan Ramadhan ibadah sholat sunah seperti sholat tarawih mendapatkan sambutan yang sangat antusias di kalangan umat Islam. Di setiap malamnya umat Islam berbondong-bondong menuju masjid dan mushola untuk menjalankan sholat isya, tarawih beserta witirnya secara berjamaah. Itu menjadi bukti konkret semakin eratnya persatuan umat Islam di bulan Ramadhan.
Sebenarnya spirit persatuan juga diajarkan di dalam Al-Qur’an khususnya spirit tentang puasa di bulan Ramadhan yang dilakukan bersama-sama oleh setiap muslim. Dalam QS. Al-Baqarah:183 dikatakan yang intinya adalah ibadah puasa menjadi kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap orang beriman, seperti halnya pula Allah telah mewajibkan itu kepada orang-orang terdahulu.
Dalam ayat tersebut telah jelas bahwa kewajiban puasa adalah untuk setiap muslim yang mengimani adanya satu Tuhan yakni Allah SWT. Ibadah puasa di bulan Ramadhan menjadi ibadah yang menyimbolkan spirit persatuan. Ramadhan juga menjadi momentum untuk mewujudkan persatuan, khususnya untuk umat Islam. Bukan hanya dalam skala nasional, tapi juga internasional.
Tidak hanya MUI, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya juga menegaskan bahwa bulan Ramadhan hendaknya diisi dengan semakin meningkatkan ibadah dan juga rasa persaudaraan dan persatuan antar warga.
Selama ini rakyat sudah sering mendengar berita-berita yang meresahkan tentang konflik antar warga, berbagai polemik yang mewabah hingga ke lingkup nasional, dan juga tentang perekonomian negara.
Di bulan Ramadhan ini, sudah saatnya kita untuk bisa bersatu dalam memperbaiki keadaan. Saling berbuat kebaikan sehingga juga bisa dirasakan dampak positifnya bagi kemajuan negara. Saat ini Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalannya dari negara lain yang lebih dulu telah memiliki persatuan yang kokoh hingga semakin maju.
Bulan Ramadhan juga menjadi ajang silaturahmi antara masyarakat dengan pemerintah setempat. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Pandeglang. Dijelaskan oleh Erwan Kurtubi selaku bupati Pandeglang, bulan suci ini disamping untuk meningkatkan ibadah juga menjadi ajang silaturahmi agar semakin memperkuat NKRI.
Pemerintah mengadakan kegiatan safari Ramadhan dengan mengunjungi masjid-masjid untuk beribadah dan juga bertemu masyarakatnya. Dalam kunjungan tersebut, selain bertatap muka, rakyat juga bisa menyampaikan keluh kesahnya atas kinerja pemerintah. Selama kunjungan tersebut, kritik dan saran akan ditampung demi kemajuan bangsa.
Bupati Pandeglang mempersilakan warganya untuk menyampaikan aspirasi berupa saran maupun kritikan terhadap pemerintah. Jika ada keinginan atau harapan terkait instansi pemerintah, bisa disampaikan saat ada safari Ramadhan. Ini bertujuan agar antara pemerintah dan masyarakat bisa semakin akrab dan bersatu dalam menjaga kesatuan dan persatuan NKRI.
Beberapa hari terakhir, seperti yang kita ketahui lewat berita-berita di televisi maupun internet, Indonesia sedang dalam status siaga dalam menghadapi kasus-kasus teroris. Pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menjaga keamanan nasional. Sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya kita untuk mendukung kerja keras pemerintah dengan ikut menjaga perdamaian dan persatuan nasional.
Tak dapat dipungkiri memang permasalahan-permasalahan nasional saat ini masih banyak yang menjadi PR dan belum terselesaikan. Tapi tak ada gunanya jika terus-menerus menuntun hak dengan melakukan demonstrasi-demonstrasi yang berkepanjangan bahkan memicu kerusuhan. Sudah sepatutnya kita mulai berbenah dimulai dari diri sendiri sebagai lingkup terkecil sebuah negara, sebagai bagian dari rakyat Indonesia.
Ramadhan kali ini baiknya diisi dengan saling bermuhasabah diri. Memperbaiki apa yang masih kurang dalam diri, kemudian sekitar, dan lantas merambah ke lingkup yang lebih besar. Kita tanamkan persaudaraan sesama tanah air. Hindari permusuhan karena hal itu hanya akan merubuhkan stabilitas nasional.
Sudah saatnya untuk kita untuk mengambil pelajaran dari bulan suci Ramadhan. Ketika umat Islam mampu melakukan puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan secara bersama-sama, berarti menciptakan perdamaian dan saling mengeratkan persatuan bangsa bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Tentunya tidak hanya berhenti di bulan Ramadhan, tetapi juga berkelanjutan pada bulan-bulan berikutnya. Setuju?
)* Penulis adalah Pemerhati masalah sosial Kemasyarakatan.