Subsidi Tidak Tepat Sasaran, Sejumlah Pemuda Papua Dukung Kenaikan BBM
Dengan banyaknya aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa wilayah Indonesia, ada beberapa pemuda dari Papua yang justru mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Steve Mara, salah satu pemuda Papua menganggap menaikan harga BBM bersubsidi adalah sebuah kebijakan yang tepat dan harus dilakukan pemerintah.
Menurut dia, selama ini subsidi BBM justru dinikmati orang yang memiliki kemampuan ekonomi cukup tinggi. “Kebijakan subsidi untuk BBM ini tidak tepat sasaran jika mau terus dilanjutkan, bahkan saya berani usulkan pemerintah tidak perlu lakukan subsidi, biarkan harga BBM di Indonesia disesuaikan dengan perhitungan keekonomian yang disampaikan oleh Menteri Keuangan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/9/2022).
Pendiri Melanesian Youth Diplomacy Forum dan juga Ketua Pemuda Lira Provinsi Papua ini mengusulkan pemerintah melakukan subsidi parsial, artinya ada daerah dan kendaraan tertentu yang tidak diberikan subsidi dan diberikan subsidi. Termasuk untuk kendaraan roda dua yang ia anggap tidak selalu menunjukan kelas ekonomi memenuhi seseorang karena sudah ada motor kelas menengah yang memiliki harga tinggi.
“Contohnya kendaraan angkutan umum perlu diberikan subsidi namun mobil dengan tipe kelas A dab B atau mobil mewah harus diberlakukan harga penuh. Berlaku juga untukk kendaraan bermotor roda dua dengan merk tertentu yang pembeliannya diharga Rp 40 juta keatas tidak perlu disubsidi oleh pemerintah, sedangkan motor tipe standar dapat disubsidi pemerintah,” tuturnya. Mengenai banyaknya aksi demonstrasi di Indonesia karena menolak kenaikan harga BBM, Steve tidak menyalahkannya, namun ia mengimbau aksi tersebut dilakukan dengan santun dan tidak melakukan aksi perusakan yang justru akan merugikan banyak pihak.
“Saya Steve Mara dari Papua, mengajak anak-anak muda untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan diri dan kepentingan orang banyak khususnya dalam masa penyesuaian BBM ini, kita boleh mengkritisi kebijakan, tetapi marilah gunakan alasan yang logis dengan cara-cara yang cerdas dan bermartabat,” kata Steva yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pertahanan KNPI. Senada dengan Steve, Saka seorang Barista di Jayapura juga setuju dengan penyesuaian harga BBM karena menilai subsidi bisa diberikan untuk hal lain.
Ia melihat selama ini banyak kendaraan yang tergolong mahal tapi masih menggunakan BBM bersubsidi. “Ya subsidi kalau tepat sasaran tidak apa-apa, kalau boleh ada cara untuk memastikan subsidi tepat sasaran supaya benar-benar subsidi dinikmati masyarakat yang berhak,” kata dia. Saka juga menginginkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dan Subsidi BBM untuk pekerja yang digulirkan pemerintah sebagai kompensasi penyesuaian harga BBM bersubsidi, bisa diberikan kepada yang berhak.
Menurut dia, selama ini banyak program bantuan yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran. “Bantuan-bantuan sebelumnya saja banyak yang kurang tepat, seperti BLT ada juga yang berkecukupan juga ikut terima, nah BLT BBM dan bantuan lainnya jangan sampai seperti itu, ferifikasi dan pengawasannya harus diperketat,” kata Saka. Sebelumnya pemerintah telah melakukan penyesuaian terhadap harga BBM bersubsidi. Pertalite yang awalnya dijual dengan harga Rp. 7.650 per liter saat ini menjadi Rp. 10.000 per liter, Solar yang sebelumnya Rp.5.150 per liter menjadi Rp. 6.800 per liter dan harga pertamax dari Rp. 12.500 per liter menjadi 14.500 perliter.