Polemik Politik

Kelompok Separatis Papua Dalang Kerusuhan di Papua

Oleh : Sabby Kosay )*

Kelompok separatis Papua pimpinan  Benny Wenda dianggap sebagai dalang insiden berdarah di Papua. Kelompok tersebut dengan keji menginstruksikan untuk menyerang pendatang dan menciptakan kerusuhan di kota.

Kerusuhan di Wamena telah menyita perhatian masyarakat. Bukan perkara satu dua nyawa, ribuan nyawa terancam oleh provokasi-provokasi yang menimbulkan dampak ricuh dan anarkisme di lingkungan warga.

Tak terhitung berapa fasilitas publik rusak, korban meninggal baik aparat maupun masyarakat sipil, hingga pengungsian yang tak sepi manusia. Di berbagai pos kemiliteran dipastikan terdapat pengungsi yang enggan pulang, karena ketakutan akan insiden susulan kerusuhan tersebut.

Kerusuhan tersebut diduga dipicu oleh Tokoh separatis Papua pimpinan Benny Wenda yang menjadi punggawa OPM (Organisasi Papua Merdeka). Kini diduga menjadi dalang (lagi) terhadap insiden berdarah di Wamena. Sepak terjangnya yang getol menyuarakan disintegrasi Papua dari NKRI agaknya tak pernah surut.

Sebelumnya, unjuk rasa pecah saat para perusuh beraksi dan menyusup ditengah pendemo yang saat itu rata-rata adalah pelajar.  Para perusuh juga diduga berasal dari KNPB (Komite Nasional Papua Barat). Mereka berpenampilan layaknya para pelajar, mengenakan seragam SMA. Kemudian mulai membakar dan merusak sejumlah bangunan termasuk kantor bupati kota Wamena. Banyak kesaksian warga yang menyatakan jika kelompok ini memang sengaja mau bikin rusuh, mereka ditengarai menyerang di malam hari. Bahkan, ada yang sempat baku tembak dengan kelompok KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) tersebut. Konon, Benny Wenda pulalah yang mengoordinir pergerakan KKB ini.

Meski kondisi di wilayah Wamena dinilai dapat dikendalikan, namun warga termasuk para pendatang memilih untuk tetap tinggal di pengungsian di kantorr polisi dan TNI, karena takut. Gelombang pengungsi pun terjadi akibat insiden ini, terdapat ribuan wargayang dibantu oleh aparat guna keluar dari Wamena menuju daerah lain sebagai cara pengamanan.

Sementara itu, Presiden Jokowi angkat bicara terkait kerusuhan di bumi Cendrawasih ini. Ia menyatakan agar insiden ini tidak dijadikan konflik antar etnis. Ia menjelaskan kepada masyarakat Papua jika hal ini ialah ulah KKB yang turun gunung serta melakukan tindakan anarkisme juga separatisme. Jokowi juga menyampaikan duka mendalamnya terkait korban dalam peristiwa ini. Ia juga menyatakan, meski belum tuntas, aparat telah bekerja keras dengan menangkap tersangka pembakaran juga pembunuhan di Wamena tersebut. Dan akan terus gencar melakukan pemburuan kepada para tersangka.

Di sisi lain, sepak terjang Benny Wenda, tokoh separatis yang diduga menjadi dalang kerusuhan Papua dan Papua Barat ini diberitakan turut hadir pada sidang umum PBB di New York, Amerika. Benny ditengarai berusaha melobi agar para komisioner HAM PBB bisa berkunjung dan melihat langsung kondisi terkini di tanah kelahirannya, Papua. Indikasi memanasnya situasi di Papua dan Papua Barat lalu juga dianggap sebagai ulah Benny.

Benny diduga telah menyebarkan konten provokatif serta berita hoaks di media sosial, sambungan telepon,juga aplikasi pesan WhatsApp berkenaan dengan Papua. Bahkan, konten ini disebarluaskan kepada sejumlah petinggi negara di wilayah Pasifik. Benny yang lahir di Papua pada 17 Agustus 1974 ini disebut-sebut, telah puluhan tahun mentang Papua Barat untuk bergabung dengan Indonesia. Serta berobsesi menjadikannya Papua Merdeka. Bukan masyarakat sipil biasa, Ia juga menempati posisi sekretaris jenderal Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (DMMK). Dikabarkan pula, Pada tahun 2002, Benny mendapat suaka. Ia menggunakan kesempatan ini untuk kabur ke Inggris setelah diburu pemerintah atas tuduhan pelbagai aksi kekerasan.

Pergerakannya tak berhenti disitu, beragam upaya ia gencarkan guna mewujudkan obsesinya akan Papua Merdeka, bahkan ia dikabarkan kabur dari penjara dengan mencongkel jendela kamar mandi rutan. Benny ditengarai sebagai saudara kandung dari pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Pegunungan Tengah, Yakni Matias Wenda. Tak terhitung berapa banyak tindakan anarkisme dan dinilai makar telah dilakukannya. Banyak pihak yang mengakui jika kiprah dan jaringannya cukup luas di dunia Internasional. Mengingat ia pernah bertemu dengan Komisi Tinggi HAM PBB pada tanggal 25 Januari 2019.

Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas menyatakan kesulitan guna memproses hukum lantaran kewarganegaraan Benny serta tempat kejadian perbuatan tindak pidananya berada di kota London, Inggris. Sehingga ranah hukum Indonesia terhalang untuk sampai kesana.

Dari pemaparan diatas keberadaan Benny Wenda ini sangat mengancam keamanan. Bukan hanya satu-dua nyawa yang akan terancam, bahkan ribuan, termasuk Wamena. Semoga pemerintah dan sejumlah elemen keamanan segera bisa memproses sang provokator sehingga keseluruhan wilayah Papua segera kondusif dan aman lagi.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih