Upaya Bersama Menjaga Keharmonisan Berbangsa
Oleh: Andi Alfiandi )*
Indonesia adalah kata begitu dalam maknanya, begitu banyak peristiwa bersejarah bangsa ini. Bangsa yang dengan jerih payah, keringat, darah, nyawa, harta dan benda diberikan demi hadirnya bangsa yang merdeka. Para pendiri bangsa membuat sebuah gagasan tujuan berdirinya bangsa, agar masyarakat Indonesia tidak tertindas oleh kaum kolonial dan memutuskan sendiri perjalanan bangsanya.
Kehidupan berbangsa akhir-akhir ini tidaklah harmonis di Wamena, Papua. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, disebabkan oleh kesalahpahaman terkait isu seorang guru yang disebut melecehkan muridnya dengan perkataan bernada rasial. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, kesalahpahaman itu terjadi ketika seorang guru di SMA PGRI tengah mengajar dan meminta seorang muridnya untuk berbicara lebih keras.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak separatis dengan mengeluarkan berbagai macam konten provokatif yang dapat memicu kerusuhan terus terjadi, sehingga kondisi tersebut menjadi perhatian dunia internasional dan harapan mereka adalah melakukan referendum.
Saat ini, kondisi di Wamena berangsur kondusif, hal ini terjadi berkat jasa TNI-Polri serta tokoh masyarakat Papua. Apa yang dilakukan oleh tokoh masyarakat Papua luar biasa, salah satunya Pendeta Yason Yikwa.
Yason adalah seorang pendeta Gereja Baptis Panorama di Phike, Desa Dokoku, Distrik Kubiki, Jayawijaya, Papua. Ketika terjadi kerusuhan, ia menjadi tameng sekaligus pelindung warga pendatang dari amukan massa. Setidaknya ada 500 warga yang berhasil dilindunginya.
“Saya bagian dari hamba Tuhan, saya melihat teman-teman non Papua yang begitu mereka dalam ketakutan, sehingga saya sebagai hamba Tuhan menempatkan diri untuk menolong dan menyelamatkan karena bagian dari kepedulian terhadap sesama,” tuturnya.
Selain mengevakuasi warga ke dalam gereja, Yason juga berperan menenangkan massa perusuh. Kala itu para perusuh meminta agar warga pendatang yang berlindung di gereja keluar, tentu permintaan itu ditolaknya. “Apabila kamu ingin membunuh mereka, lebih baik kamu bunuh saya” kata Yason. Apa yang dilakukannya itu, kata Yason, tak lain adalah ajaran Tuhan yang mengajarkan cinta damai.
Sebagai anak bangsa, kita wajib turut berperan dalam menjaga keadaan yang kondusif di Papua, hal yang dapat kita lakukan salah satunya dengan tidak mudah termakan berita provokatif yang kebanyakan mengandung kebohongan, dan tentu kita tidak boleh menyebarkannya. Selain itu, kita sebagai anak bangsa mari terus menyuarakan dan memberikan sikap yang penuh toleransi antar masyarakat agar keharmonisan, kehidupan berbangsa terus kita jaga sesuai cita-cita para pendiri republik ini.
)* Penulis adalah Pegiat di Nusa Pers