Wamena Kondusif, Pengungsi Dapat Pulang Ke Rumah
Oleh : Sabby Kosay )*
Kondisi terkini Wamena telah dinyatakan kondusif. Aparat Keamanan pun berkomitmen untuk menjaga dan melindungi masyarakat tanpa terkecuali. Pengungsi diharapkan dapat pulang ke rumah dan beraktivitas normal untuk kembali membangun Wamena yang lebih baik.
Kerusuhan Wamena mungkin saja masih meninggalkan luka. Namun, kehidupan harus terus berjalan serta layak diperjuangkan. Pun dengan para pengungsi di barak-barak penampungan. Mereka siap dipulangkan saat Wamena telah dikabarkan kondusif dan aman. Serta rumah mereka siap dibangun. Meski begitu, pihak aparat masih berjaga-jaga guna menjamin keamanan warga terdampak kerusuhan ini. Seperti diberitakan para pengungsi ini akan dipulangkan secara bertahap.
Sebelumnya banyak rumah-rumah warga ikut dibakar hangus oleh kelompok separatis pimpinan Benny Wenda. Banyak dari mereka ialah warga pendatang. Terdapat pula yang menolak pulang ke kampung halaman, karena menilai jika masih ada harapan di Papua. Selain itu biaya untuk pulang kampung ditengarai cukup besar. Sementara mereka tak punya apa-apa lagi pasca terbakarnya kediaman mereka. Mereka menambahkan, jika yang terpenting ialah situasi keamanan yang berangsur kondusif serta bantuan pemerintah guna membangun kembali rumah mereka yang rusak.
Kabar baik datang, melalui Kementerian Sosial Pemerintah telah menggelontorkan dana senilai Rp 3,8 miliar guna menangani dampak kerusuhan yang terjadi di Wamena. Antara lain, berupa logistik, usaha ekonomi produktif serta santunan bagi ahli waris korban yang meninggal dunia pada insiden tersebut.
Harry Hikmat selaku Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, menyatakan jika Pemerintah mendorong para warga eksodus untuk bisa kembali ke Wamena lagi. Tentunya dengan jaminan keamanan dari aparat TNI serta Polri. Sehingga mereka akan merasa aman akan upaya yang dilakukan oleh kedua aparat tersebut.
Pendapat akan situasi Wamena yang telah kondusif turut dinyatakan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia menegaskan jika wilayah tersebut sudah aman dan terkendali. Hal itu terbukti dengan dimulainya kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah daerah Wamena. Hadi juga mengutarakan rencana untuk mengunjungi Wamena, bersama pihak lainnya. Yakni, Kapolri, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, BUMN, Kementerian PUPR, tak lupa juga Menko Polhukam.
Hadi juga menambahkan, saat ini pemerintah sudah mengirimkan kebutuhan logistik guna membantu pengungsi serta masyarakat yang terdampak kerusuhan Wamena. Menurutnya, dari jumlah 3.800 pengungsi di Wamena, sebagian masih berada di markas TNI, yakni koramil dan juga Kodim. Ia juga telah menempatkan pasukan guna menjaga wilayah yang rawan konflik. Ia berharap dengan upaya tersebut, akan mampu meningkatkan keamanan disana.
Hadi menyatakan jika pihak TNI menggelar kekuatan dalam rangka mendukung pihak Kepolisian Republik Indonesia di beberapa wilayah termasuk Jayapura serta Wamena. Tujuannya ialah memberikan kepercayaan kepada warga yang berada di Wamena. Hal ini membuktikan bahwa stabilitas keamanan akan terus dijaga termasuk perekonomian di Wamena bisa berjalan normal kembali.
Hak serupa diungkapkan oleh Komandan Brigade Infanteri 20 Ima Jaya Keramo/Divisi 3 Kostrad Kolonel Inf Charles Sagala. Ia menyatakan bahwa situasi keamanan serta ketertiban masyarakat di Wamena juga Ilaga, Papua, berangsur kondusif. Situasi yang semakin bagus ini diharapkan mampu membuat masyarakat merasa aman sehingga dapat mendorong mereka untuk kembali dari area pengungsian.
Pernyataan-pernyataan tersebut juga diaminkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal. Pihaknya juga menyatakan bahwa masyarakat Wamena telah beraktivitas normal kembali. Ia sangat berharap tidak akan ada lagi aksi provokasi yang mengarah kepada tindakan anarkistis di wilayah Wamena.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada para warga agar tidak serta-merta percaya kepada hoax yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan. Sementara itu, aparat gabungan tak hanya menjaga perekonomian serta aktivitas publik, mereka juga memberikan pengamanan pada beberapa objek vital di wilayah Wamena. Ia juga menyatakan bahwa unjuk rasa di Wamena, Papua yang berakhir rusuh ini ditengarai oleh adanya pernyataan rasisme. Sehingga memicu emosi dan menimbulkan kekacauan.
Lebih lanjut, harapan dan doa kembali dipanjatkan, agar saudara-saudara kita di bumi Cendrawasih, terutama di Wamena segera 100 persen aman dan terkendali. Pihak-pihak perusuh segera dapat ditangkap dan diadili, sehingga tak akan ada lagi kasus-kasus serupa yang dinilai banyak merugikan warga. Yang terpenting ialah menjaga persatuan dan kesatuan, agar oknum-oknum yang ingin memecah belah NKRI akan gagal melakukannya.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta