Wujudkan Kematangan Demokrasi Melalui Pilkada Damai 2020
Oleh : Anggi Tiara)*
Pelaksanaan Pilkada serentak pada tahun 2020 ini perlu terus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat agar bisa berjalan lancar dan damai. Karena Pilkada tahun ini diprediksi berpotensi rawan terjadi konflik akibat masifnya provokasi di dunia maya dengan mengangkat isu mengenai SARA dan informasi hoax. Masyarakat pun diimbau untuk mewujudkan Pilkada damai 2020 sebagai cermin kematangan berdemokrasi.
Berita bohong atau hoax telah banyak mewarnai setiap peristiwa menjelang pemilihan umum baik pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan legislatif (Pileg) dengan tujuan untuk menipu, menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu maupun kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas SARA. Dampaknya masyarakat menjadi terprovokasi dan memicu keresahan.
Namun masyarakat bisa melakukan filter, karena masifnya sosialisasi literasi media. Hanya melalui literasi media inilah, masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi setiap informasi yang ada. Banyaknya yang mengingatkan pentingnya menyebarkan pesan damai, menjadi salah satu faktor penyeimbang di tengah masyarakat.
Tokoh masyarakat sekaligus tokoh politik Way Kanan, Provinsi Lampung H. Taryadi Ilyas mengatakan masyarakat diharap dapat berpartisipasi dalam Pilkada agar berjalan sukses, aman, damai dan sejuk. “Meski beda pilihan dalam Pilkada, persatuan dan kesatuan yang ada di masyarakat harus diutamakan. Jangan sampai pesta demokrasi yang tidak lama lagi digelar dapat memecah belah masyarakat. Jangan sampai hanya beda pilihan mengakibatkan kita tercabik-cabik dan terpecah belah,” tegasnya. Pihaknya menjelaskan walau berbeda pilihan, sebagai warga negara Indonesia wajib menjunjung tinggi falsafah dasar negara yakni Pancasila. Pihaknya juga mengatakan kebersamaan sebagai pemuda sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan khususnya dengan menghindari penyebaran berita hoax, politisasi SARA, ujaran kebencian dan politik uang.
Melalui Pilkada ini, akan menjadi momentum untuk melahirkan pemimpin yang disenangi oleh rakyatnya, pemimpin yang bertanggung jawab dan menghargai keberagaman. Jika setiap pesta demokrasi mampu melahirkan pemimpin yang bersih, maka yang akan merasakan manfaatnya adalah masyarakat sendiri. Sebaliknya, jika pemimpin yang lahir adalah pemimpin yang tidak bertanggung jawab, setiap kebijakan yang dihasilkan dikhawatirkan hanya menguntungkan kepentingan kelompok tertentu saja. Karena itulah, menyehatkan demokrasi harus menjadi perhatian kita bersama. Hanya dengan menyehatkan demokratisasi di Indonesia, berbagai potensi ancaman yang akan terjadi bisa diminimalisir. Momentum Pilkada 2020 ini juga diperkirakan semakin memupuk rasa kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi yang sedang di bangun bangsa Indonesia.
Penulis adalah mahasiswa jurusan ilmu politik UNJ