Mendukung Penyelidikan Ormas Terafiliasi Kelompok Teroris
Oleh : Zakaria )*
Muncul dugaan bahwa FPI berkaitan erat dengan kelompok teroris. Ketika beberapa terduga teroris tertangkap, mereka mengaku menjadi anggota FPI. Meski petinggi FPI mengelak, tetapi ada bukti-bukti kuat yang membenarkannya. Eks pengurus FPI makin mati kutu dan tinggal menunggu waktu, kapan semua fakta akan terkuak dan membuktikan bahwa mereka terlibat jaringan terorisme.
FPI sudah dibubarkan oleh pemerintah sejak akhir tahun 2021, dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Setelah dibubarkan, maka tidak ada yang namanya neo FPI atau ormas sejenis. Karena mereka tidak akan pernah mendapatkan izin dari Kementrian Hukum dan HAM.
Mengapa FPI dibubarkan? Pertama, mereka melakukan berbagai tindakan yang merusak perdamaian. Kedua, FPI diduga berafiliasi dengan jaringan terorisme. Buktinya adalah ketika ada penangkapan teroris berinisial HH oleh Densus 88 di daerah Condet, Jakarta, ia mengaku sebagai anggota FPI hingga tahun 2018. Selain itu, ditemukan sejumlah atribut FPI di rumahnya, yang kemudian menjadi barang bukti.
Azis Yanuar sebagai mantan pengurus FPI tidak mengakui HH sebagai mantan anggota FPI. Akan tetapi, pernyataannya langsung terpental oleh sebuah video. Di rekaman kamera saat pengadilan Rizieq Shihab, ada sosok HH sebagai pendukung eks pemimpin FPI tersebut. Hal ini berarti ada kedekatan khusus di antara mereka, sampai HH rela datang dan men-support seorang narapidana.
Penyelidikan untuk mengungkap fakta apakah ada relasi antara ormas dengan kelompok teroris terus dilakukan. Salah satu yang sudah ditangkap adalah terduga teroris berinisial BS. Ia mengaku akan meledakkan sebuah SPBU dan mengancam publik, tujuannya agar Rizieq Shihab dibebaskan dari dalam penjara.
Bukan hanya menyerang SPBU, BS juga berencana akan melempar bom kepada warga keturunan. Juga merencanakan penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri ketika ada kerusuhan. Entah apa yang ada di dalam pikiran gilanya, sampai memusuhi warga keturunan. Apa salah dan dosa mereka? Pikiran teroris sudah tercemar dan tidak pernah memahami indahnya pluralisme di Indonesia.
Tindakan BS sudah termasuk rencana terorisme, karena ia akan melakukan pengancaman di tempat umum. Sehingga ia bisa dikategorikan sebagai teroris. Hal ini menjungkalkan pernyataan Azis Yanuar, yang terus menyangkal bahwa FPI berkaitan dengan terorisme. Karena buktinya ormas terlarang ini adalah sarang teroris.
Bukti lainnya adalah ketika ada terduga teroris yang ditangkap di daerah Jawa Timur. Ia mengaku dibaiat oleh perwakilan ISIS dan saat itu ada Munarman datang sebagai tamu kehormatan. Berarti ada hubungan khusus antara ISIS dengan FPI. Jika tidak ada, mengapa harus repot mengundang Munarman?
FPI diduga ormas yang berkaitan dengan teroris karena sama-sama memiliki keinginan untuk membuat negara khilafiyah. Mereka menolak pancasila dan bhinneka tunggal ika. Padahal prinsip seperti ini akan susah diberlakukan di Indonesia. Yang terdiri dari banyak suku, latar belakang, dan 6 keyakinan yang berbeda.
Penyelidikan terhadap eks anggota FPI terus dilakukan. Penangkapan terhadap terduga teroris juga makin digencarkan oleh Densus 88 antiteror di seluruh wilayah Indonesia. Bukannya paranoid, tetapi lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Hal ini juga dilakukan sebagai antisipasi, jangan sampai ada pengeboman atau penyerangan lagi terhadap aparat di Indonesia.
Saat FPI dicurigai sebagai afiliasi dari ISIS dan kelompok teroris, maka masyarakat harus makin waspada. Jangan sampai ada yang melindungi anggota teroris, karena ia juga bisa terkena pasal penyembunyian teroris. Densus 88 berusaha keras untuk mencegah terjadinya terorisme di Indonesia dan makin intensif dalam mencari keberadaan gembong teroris. Tujuannya agar tercipta perdamaian di Indonesia.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor