Mendukung Program Vaksinasi Mandiri
Oleh : Ade Istianah )*
Vaksinasi mandiri sedang digalakkan oleh pemerintah, karena akan mempercepat program vaksinasi nasional. Ketika ada 2 jalur, maka makin banyak WNI yang mendapatkan injeksi vaksin. Sehingga status pandemi bisa cepat usai, setelah semua orang bebas corona.
Vaksinasi mandiri sempat membuat heboh masyarakat karena mereka mengira harus membayar seharga ratusan ribu rupiah. Namun mereka lega karena biayanya gratis 100%. Karena biaya vaksinasi ditanggung oleh perusahaan. Para karyawan berdebar-debar karena menunggu giliran disuntik, dan mendapatkan imunitas dari virus covid-19.
Ketika ada vaksinasi mandiri yang di-handle oleh perusahaan, maka akan menghindarkan kenekatan orang-orang yang ingin segera divaksin, tetapi belum mendapat SMS dari Kemenkes. Karena ada yang berambisi untuk disuntik vaksin dan rela terbang ke luar negeri untuk mendapatkannya. Padahal saat ini masih PSBB, sehingga diharap untuk menyetop mobilitas ke luar negeri.
Siti Nadia, juru bicara vaksin covid-19 Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa vaksinasi mandiri diatur lewat Kemenkes. Masyarakat menyambut baik pengaturan ini, karena memang wewenang Kemenkes untuk mengadakan vaksinasi di Indonesia. Jika ada pihak Kemenkes yang mengatur, pasti akan berjalan lancar, karena mereka berpengalaman dengan vaksinasi polio dan vaksinasi jenis lain.
Pengaturan ini juga bisa mencegah melencengnya program vaksinasi mandiri. Ketika Kemenkes bekerja sama dengan Bio farma untuk distribusi vaksin, maka akan mendapatkan vaksin yang asli. Jangan sampai ketika suatu perusahaan tergiur dengan harga vaksin impor yang murah, yang didapatkan dari jalur selain distributor resmi, ternyata isinya palsu.
Saat vaksinasi mandiri diatur oleh Kemenkes dan harus mendaftar terlebih dahulu, maka akan diatur tatacaranya. Pihak Kemenkes akan mengutus dokter atau nakes lain yang bertugas untuk menyuntik, dan menyarankan untuk mengatur ruangan vaksinasi. Ada jarak antar kursi antrian sehingga bisa tetap menaati physical distancing. Di depan ruangan ada wadah cuci tangan atau dibagikan hand sanitizer.
Selain itu, nakes yang bertugas akan memberi tahu efek dari vaksinasi corona. Vaksin ini memang sudah dijamin aman dan lolos uji BPOM. Namun efeknya sangat minim, yakni pegal di tangan yang terkena suntikan, mudah lapar, dan mengantuk. Sehingga setelah vaksinasi, karyawan diperbolehkan untuk pulang, agar mereka bisa beristirahat dengan maksimal.
Ketika vaksinasi dilaksanakan di perusahaan, akan mengurangi resiko penularan corona dari klaster keluarga dan klaster perkantoran. Klaster perkantoran terbentuk karena banyak karyawan yang tak disiplin pakai masker, dan ceroboh karena tidak membersihkan AC. Padahal corona bisa menular lewat udara yang kotor dan pengap seperti ruangan kantor ber-AC.
Klaster keluarga terbentuk dari ayah atau anggota keluarga lain yang masih bekerja di kantor atau di luar rumah. Mereka beresiko menularkan corona ke anak-anak yang hanya beraktivitas di rumah saja. Jika ayah dan ibu mendapatkan vaksin mandiri dari kantornya, maka akan kebal dari virus covid-19 dan tidak takut akan menularkannya ke anak-anak.
Ketika kedua klaster itu tidak terbentuk lagi, maka jumlah pasien corona akan berkurang. Kasus corona di Indonesia akan melandai dengan cepat, lalu pandemi dinyatakan selesai. Karena virusnya sudah benar-benar musnah. Dengan catatan, setelah vaksinasi mandiri, semua orang masih harus menjaga protokol kesehatan dan menjaga imunitas serta higienitas.
Jangan lengah sedikitpun setelah divaksin dari jalur mandiri. Tetaplah memakai masker, bukan hanya saat berangkat ke kantor, namun juga ketika bekerja di sana. Disiplin menaati protokol harus dilakukan tiap hari, agar kita semua sehat. Vaksin mandiri membuat para karyawan makin bugar karena bisa terbebas dari penularan corona.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bandung