Pemerintah Terus Mendengar Aspirasi Masyarakat
Oleh : Raditya Rahman )*
Pemerintahan Presiden Jokowi terus mendengar aspirasi masyarakat dan menjaga iklim demokrasi. Namun demikian, berbagai macam kritik tersebut hendaknya dilaksanakan dalam koridor yang bijak, santun, dan berbasis pada data akurat.
Apakah Anda puas dengan kinerja pemerintah saat ini? Presiden Jokowi adalah pemimpin yang sangat concern terhadap rakyat dan juga dicintai oleh segenap masyarakat. Tak heran, ketika ada oknum yang hobinya mencela atau mengajak demo besar-besaran, ia malah di-bully karena dianggap tidak bersyukur dan selalu mencari-cari kesalahan orang lain.
Padahal kenyataannya, lebih banyak rakyat yang pro daripada kontra. Sejak tahun 2014 mereka memang jadi fans berat Presiden Jokowi, sehingga setuju-setuju saja dengan program pemerintah. Penyebabnya karena banyak yang menyadari bahwa program ini dibuat untuk rakyat, sehingga akan didukung pula oleh rakyat.
Kalaupun ada yang melancarkan protes, maka caranya dengan melayangkan aspirasi secara baik-baik. Aspirasi masyarakat adalah bahan bakar untuk membuat sebuah pemerintahan menjadi lebih baik. Sehingga pemerintahan berjalan dengan lancar dan ada masukan yang membuatnya makin lihai lagi dalam mengelola negara.
Pemerintah menghargai mereka yang melayangkan aspirasi karena itu adalah hak tiap warga negara. Walau bukan termasuk anggota partai opisisi, tetapi mereka boleh untuk memberi masukan. Bahkan Presiden Jokowi sendiri yang minta agar beliau dikiritik. Sehingga rakyat boleh-boleh saja menuangkan aspirasinya tanpa takut akan dijebloskan ke dalam bui.
Rakyat Indonesia yang suka berselancar di internet lebih suka melapor kepada sang presiden lewat Instagram. Di akun pribadi Presiden Jokowi, mereka biasanya mengisi kolom komentar lalu cerita, misalnya ketika ada pungli, premanisme, dan lain sebagainya. Presiden akan menanggapinya lalu melihat langsung ke lapangan, betulkah laoporan itu? Sehingga permasalahan akan terselesaikan.
Seperti misalnya ketika ada yang melapor tentang premanisme di pelabuhan. Presiden Jokowi langsung menanggapi lalu mendatangi tempat tersebut. Rakyat kaget sekaligus senang karena bisa bertemu dengan bapak presiden, lalu langsung melapor dan menceritakan detailnya. Presiden sendiri langsung menelepon aparat dan pihak-pihak yang bersangkutan sehingga pungli dan premanisme bisa dihapuskan dari kawasan itu.
Selain itu,warga juga bisa melapor lewat aplikasi LAPOR. Di aplikasi ini mereka bisa curhat dan memberi laporan, ketika ada oknum pegawai pemerintah, di tingkat apapun, yang nakal atau suka menyulitkan orang lain. Ketika ada laporan maka pemerintah akan menanggapinya lalu menjewer oknum yang bersangkutan. Sehingga rakyat akan bis tertolong dan tak lagi kesulitan dalam mengurus administrasi dll.
Akan tetapi ada kalangan yang tidak sabar lalu memilih untuk berunjuk rasa sebagai aksi protes. Memang demo adalah salah satu cara untuk menuangkan aspirasi masyarakat, tetapi akan langsung dibubarkan oleh aparat. Penyebabnya karena unjuk rasa di masa pandemi bisa berpotensi menyebabkan klaster corona baru. Jadi pembubaran bukannya anti kritik, tetapi karena takut kena virus covid-19.
Aspirasi masyarakat masih sangat boleh dituangkan, kalau bisa dengan cara baik-baik. Mereka tak perlu takut akan berakhir di bui tanpa pengadilan atau tiba-tiba diasingkan ke pulau terpencil, seperti yang terjadi pada masa orde baru. Presiden Jokowi menjunjung tinggi demokrasi dan menolak kekerasan seperti yang terjadi puluhan tahun lalu, ketika rakyat yang protes malah jadi korban penculikan dan jadi sasaran petrus.
Pemerintah dengan serius mendengarkan aspirasi rakyat. Jika dulu ada SMS 9949 maka saat ini ada aplikasi Lapor, sebagai tempat ‘curhat’ maupun menuangkan aspirasi masyarakat sipil terhadap pemerintah. Jangan takut untuk melapor karena Presiden sendiri mau mendengarkannya.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute