Penelitian : Jokowi-Ma’ruf Unggul Pada Sisi Kepribadian
Oleh: Sapri Rinaldi*
Lembaga riset Institute of Strategic and International Studies (ISIS) Malaysia mengunggulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Deputy Chief Executive Institute of Strategic and International Studies Malaysia, Dato’ Steven CM Wong.
“Dalam konteks politik di Indonesia saat ini, pasangan nomor 01 Jokowi-Ma’ruf mempunyai kesempatan lebih besar untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019,”.
Penelitian mengenai kredibilitas peserta pada Pilpres 2019 dilakukan oleh dua orang peneliti ISIS asal Indonesia, yaitu Muhammad Sinatra dan Dwintha Maya Kartika. Muhammad Sinatra menjelaskan bahwa penelitian itu menggunakan metode analisis faktor 5P, yaitu party (partai), personality (kepribadian), pocket (pendanaan), policy (kebijakan) dan preference (pilihan).
Berdasarkan penelitian ini, ISIS mengunggulkan Jokowi – Ma’ruf dalam faktor partai dan kepribadian, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi unggul dalam faktor pendanaan. Untuk faktor kebijakan dan pilihan, kedua pasangan terlihat seimbang.
Sementara itu, Dwintha Maya Kartika, Analis Economics, Trade and Regional Integration Institute of Strategic and International Studies Malaysia menuturkan, pihaknya menemukan faktor kepribadian calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menjadi penentu besar untuk memenangkan hati lebih dari 180 juta pemilih di Indonesia.
Maya menambahkan, pencalonan cawapres Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno juga telah mengubah dinamika Pilpres 2019. Pada awalnya, lanjut dia, isu-isu primordial diprediksi akan digunakan oleh kubu Prabowo. Namun Jokowi mematahkan peluang tersebut dengan mengusung Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya.
Hal ini sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu membutuhkan seorang pemimpin dan memiliki karakter dan kepribadian seorang pemimpin yang visioner. Penelitian ini merupakan sedikit bukti dari karakter kepemimpinan yang dilaksanakan Pemerintah empat terakhir.
Selain itu pula, berdasarkan temuan beberapa lembaga survei, secara konsisten elektabilitas Jokowi lebih tinggi daripada Prabowo dalam satu tahun terakhir, bahkan setelah pengumuman cawapres di bulan Agustus 2018 lalu.
Elektabilitas yang diperoleh Jokowi merupakan cerminan dari program Pemerintah yang terus berjalan dan berupaya dalam melaksanakan pembangunan baik fisik ataupun non fisik.
Meninjau tingginya elektabilitas dan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa keunggulan dana yang dimiliki kubu pasangan No. 2 sangat mustahil untuk dikalah dengan dengan modal kepribadian dan wujud nyata kerja kepemimpinan saat ini.
Sebab masyarakat pada saat ini telah mampu merasakan wujud dari kerja dan program pemerintah. Terdapat satu pepatah yang menyatakan bahwa butuh waktu untuk menuntaskan hal perlu diselesaikan.
Oleh sebab itu, meninjau dari program dan penelitian yang dilakukan tidak salah ada untuk pemerintah saat ini melanjutkan pembangunan yang telah berjalan selama empat tahun terakhir. Adanya pergantian rezim, dikhawatirkan program yang telah berjalan dan dampaknya dapat dirasakan akan mandek. Tentu ini bukan hal yang baik-baik saja.
Sehingga masyarakat harus membuka pikiran secara terbuka mengenai sosok yang akan memimpin Indonesia berdasarkan kepribadian dan kerja keras.
*) Pengamat Politik