Peran Aktif Milenial dan Netizen Dukung Keberlanjutan Pembangunan
Oleh : Antonius Sihombing*
Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo selalu mengingatkan dalam berbagai kesempatan masyarakat untuk berperan dalam membangun bangsa Indonesia agar lebih maju. Pesan tersebut terutama ditujukan bagi generasi muda, yaitu kalangan milenial dan netizen. Kelompok tersebut dianggap sebagai tulang punggung Bangsa Indonesia di era digitalisasi industri.
Di tengah persaingan global yang penuh dengan ketidakpastian, secara umum ada beberapa kondisi yang dihadapi Bangsa Indonesia. Kondisi tersebut diyakini dapat dihadapi oleh milenial dan netizen Indonesia. Generasi tersebut fleksibel terhadap dinamika perubahan zaman.
Milenial dan netizen merupakan komponen utama kemajuan bangsa sehingga peran aktifnya sangat diharapkan dalam mendukung keberlanjutan pembangunan nasional. Tiga kondisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, berlangsungnya revolusi digital dan berbagai pengaruhnya yang semakin kuat dalam mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan.
Kedua, semakin tegasnya fenomena Abad Kreatif yang menempatkan informasi, pengetahuan, kreatifitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis bagi individu, masyarakat, korporasi dan negara.
Ketiga, terjadinya integrasi belahan-belahan dunia yang semakin intensif akibat internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral, teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
Ketiga hal tersebut berdampak pada munculnya tatanan baru, ukuran-ukuran baru dan kebutuhan kebutuhan baru yang berbeda sebelumnya, yang harus ditanggapi dan dipenuhi oleh dunia pendidikan nasional dengan sebaik-baiknya.
Media pers bisa dikatakan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi atau pesan. Dalam konteks pendidikan, proses belajar di abad 21 ini mutlak diperlukan media-media inspiratif dalam rangka mengirimkan pesan karakter baik kepada para generasi muda secara efektif dan menyenangkan.
Media Pers semestinya juga mampu mengambil peran dalam mendukung berbagai kebijakan pemerintah, serta menyaring isu negatif yang mampu mengganggu proses pembenahan yang sedang dilakukan pemerintah saat ini.
Gambaran mengenai realitas yang dibentuk oleh kohesi media menjadi dasar respon dan sikap masyarakat terhadap berbagai objek sosial. Dengan demikian, apabila media telah salah dalam menyampaikan informasi tentu akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial. Untuk itu, media dituntut untuk menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Karena kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral massa.
Oleh karena itu Media juga harus mampu mengarahkan segenap elemen bangsa untuk percaya sepenuhnya kepada pemerintah, bahwa pemerintah akan terus berjuang untuk mensejaterakan masyarakat Indonesia. Karena tidak akan ada anak negeri yang memiliki keinginan untuk menghancurkan bangsanya sendiri.
Sementara itu, Generasi muda sebagai populasi pengguna sosial media terbanyak di Indonesia, tentu harus berhati – hati dalam menerima setiap informasi yang ada, jangan sampai segala informasi yang ada di sosial media diserap serta merta tanpa melalui penyaringan atau pembandingan dengan informasi lain.
Generasi muda haruslah menjadi akar bangsa Indonesia di masa mendatang. Generasi muda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Pembangunan Bangsa tidak akan terwujud secara maksimal jika para pemuda tidak mengambil bagian. Kita tentu masih ingat dengan perkataan Bung Karno “Beri aku 10 pemuda maka akan ku goncangkan dunia”, kalimat tersebut tentu menegaskan betapa vitalnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara.
Artinya kemajuan bangsa dan negara. Baik Buruknya suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda merupakan penerus dan pewaris bangsa dan negara.
***
*) Penulis merupakan Aktivis Pemuda Peduli Bangsa