Usai Debat ke – 4, Jokowi Tetap Unggul dan Semakin Optimis.
Oleh : Maman Sute*
Pasangan Calon nomor urut 01 Jokowi – Ma’ruf Amin dianggap semakin unggul setelah debat ke – 4 yang diselenggarakan KPU Sabtu malam (30/3/2019). Masyarakat semakin memahami bahwa selama ini hasutan dan fitnah yang ditujukan kepada Jokowi tidaklah beralasa.
Ivan Iskandar selakuk Ketua TKD Jokowi – Ma’ruf Amin wilayah Sumatera Utara mengatakan, bahwa melalui debat ke – 4 Jokowi semakin kuat. Selama ini tantangan yang dihadapi oleh TKD DI Sumut adalah meluruskan berita miring tentang Jokowi.
Sementara melalui debat ke – 4 bukan hanya Jokowi yang meluruskan, melainkan kubu lawan (Prabowo Subianto) juga juga ikut meluruskan. Hal ini terlihat dari pernyataan lawan yang meyakini bahwa Jokowi sangat nasional dan patriotis.
“Ini membuktikan bahwa lawan juga meyakini Jokowi sebagai orang yang memiliki tanggung jawab membangun dan menjaga ketahanan bangsa,” tuturnya.
Selain itu, menurut Ivan, Jokowi juga menjelaskan dengan baik bahwa selama ini yang dilakukannya adalah program membangun negara dengan dasar dan prinsip keadilan sosial. Sehingga negara dapat maju dan utuh, serta menjadi satu bangsa yang makmur melalui sejumlah pembenahan.
“Kita harus mensyukuri bahwa saat ini popularitas Jokowi melalui debat ke – 4 sudah semakin baik. Karena cakrawala berpikir masyarakat sudah semakin rasional dan dapat melihat mana yang baik dan benar serta mana yang tidak benar,” tuturnya.
Sementara itu, Gugus Tugas Khusus Penggalangan dan Jaringan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf, Henry Saragih mengatakan hal yang sama. Masyarakat dapat memahami bahwa Jokowi memiliki prinsip untuk membangun bangsa.
Namun ditengah perjalanan membangun bangsa, dirinya diserang dengan berbagai berita bohong dan hasutan. Melalui debat ke – 4 Jokowi memperlihatkan kepada masyarakat secara luas bahwa dirinya memiliki prinsip membangun bangsa. Hal ini dibuktikan pada pembangunan yang terus digenjot pada wilayah perbatasan maupun pinggiran Indonesia.
“Ini juga terlihat dalam paparannya masyarakat Sumut kita yakini akan semakin berpihak pada kebenaran dan pilihan yang tepat. Debat saat ini akan menambah suara yang maksimal untuk Jokowi,” ujarnya.
Dalam gelaran debat ke – 4 tersebut Jokowi sempat mengaku geram dengan fitnah yang bertebaran. Mantan Walikota solo itu masih mengaku bahwa dirinya ini masih melihat ada saja yang memfitnah dirinya bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Terkait tudingan pro – asing, Jokowi mengatakan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia sedikit dibanding negara lain seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi.
“Untung saya orang yang sabar, bukan orang yang temperamen,” tuturnya
Pasca debat ke – 4, sejumlah pakar juga memberikan respons bahwa Jokowi masih lebih unggul dari Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Letika undian pertanyaan menyangkut smart governance. Dengan fasih Jokowi memaparkan smart governance dengan berbagai turunan aplikasinya (e-procurement, online service, e-budgeting) mampu meningkatkan efisiensi dan produktifitas masyarakat, menekan ekonomi biaya tinggi, mempersempit peluang adanya korupsi oleh para birokratt, dan sekaligus meningkatkan daya saing nasional.
Dalam hal ini Wahyudi Kumoro selaku Guru Besar Magister Admisitrasi Publik, Fisipol UGM menyatakan bahwa, serangan Prabowo yang mengatakan bahwa sistem pelayanan online hanya akan meningkatkan penguasaan oleh asing sebenarnya kurang relevan. Selain karena tema debat bukan pada bidang investasi ekonomi, juga karena sudah terbukti di manapun bahwa efisiensi birokrasi pemerintah justru akan menjadi tolok – ukur bagi semakin kuatnya daya saing ekonomi global.
Dalam topik pertahanan, Capres nomor urut 01 Jokowi fokus pada masalah industri pertahanan, sementara penantangnya Prabowo fokus pada anggaran pertahanan.
Jokowi juga telah mengklaim bahwa pemerintah telah berfokus pada investasi di Industri pertahanan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan. Memang. Indonesia telah selesai mengembangkan tank ukuran medium dengan Turki, dan sedang menyelesaikan kapal selam buatan lokal pertamanya setelah menerima alih teknologi dari Korea Selatan.
Dalam Hal ini Tangguh Chairil selaku Pengamat Sektor Pertahanan dan Keamanan mengatakan “Terlepas dari pengalamannya sebagai mantan jenderal militer, saya melihat sebagian besar argumen Prabowo lebih bersifat gaya daripada substansi. Sementara Jokowi memiliki pemahaman yang sedikit lebih baik tentang substansi sebagai petahana.
*Mahasiswa Universitas Jayabaya